Minggu, 10 Desember 2017

Sabang, tak melulu soal laut!


Harmoni hutan dan laut di TWA Pulau Weh dari Udara

Pulau Weh, dengan kota-nya Sabang. Beberapa pengunjung yang mengunjungi Pulau Weh masih sering salah tafsir dan bertanya bedanya Pulau Weh dan Sabang. Pulau Weh merupakan satu dari lima gugusan Pulau yang berada di paling barat Indonesia, masuk ke dalam wilayah administrasi Kota Sabang. Singkatnya, Pulau Weh merupakan sebuah pulau dengan Sabang sebagai kota administrasinya.


Jika melihat ke masa lampau Pulau Weh merupakan pintu gerbang masuk Indonesia dari sebelah barat. Pulau Weh merupakan pelabuhan singgah dari kapal yang berlayar dari Eropa dan menjadikan Sabang sebagai salah satu pelabuhan penting, bahkan pernah disebut sebagai golden island dikarenakan dengan luas wilayah yang sedikit, namun memiliki kekayaan alam yang tinggi dan lengkap, mulai dari potensi laut, bentang alam, danau, serta air terjun.

Menurut RTRW kota Sabang tahun 2012, luas wilayah daratan Kota Sabang 12.213,97 hektar dan luas wilayah kewenangan laut adalah 81.126,23 hektar. Dari statistika ini terlihat wilayah laut yang mendominasi dan menjadi potensi utama sebagai PAD Kota Sabang, baik dari segi wisata dan perikanan. Padahal, kota Sabang sebenarnya juga menyimpan potensi wisata daratan yang tak kalah dari sektor wisata laut yakni potensi wisata di Hutan Lindung dan Hutan Konservasi.

Kawasan Hutan di TWA Pulau Weh
Hutan lindung di Sabang memiliki luas 3.405,35 Hektar, memiliki potensi diantaranya kawasan Gunung api Jaboi yang memiliki jalur track pendakian bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan hutan dan keunikannya terdapat beberapa kawah air panas di jalur pendakian. Disini wisatawan juga akan dimanjakan dengan pemandangan teluk Balohan ketika sudah berada dipuncak. Selain itu, terdapat Hutan Kemasyarakatan (HKm) Ulee glee di gampong Iboih yang beberapa waktu ini menjadi sorotan hingga Internasional. Kawasan HKm Ulee Glee ini merupakan kerja sama nyata antara KPH 1 Aceh dengan masyarakat, yang manfaatnya adalah untuk masyarakat sekitar kawasan HKm.

HKm Ulee Glee merupakan kawasan HKm yang menerapkan konsep agroforestry tersuksesi, dalam penerapannya mendapat bantuan pelatihan dari salah satu NGO Internasional. HKm ini juga menjadi salah satu tujuan dalam rangkaian kegiatan Sail Sabang 2017, yang merupakan salah satu event pariwisata akbar di Indonesia. Peserta Rally Yacht yang sudah berminggu-minggu berada di atas kapal yacht mereka kemudian diajak untuk ‘membumi’ dengan melihat potensi hutan kawasan HKm, berupa berbagai jenis pohon, tanaman obat, dan tanaman yang memiliki potensi ekonomis bagi masyarakat. Kegiatan Dilanjutkan dengan melakukan penanaman pohon oleh peserta yang berasal dari berbagai negara dunia dan bersantai sejenak di Gua Sarang yang berlatar belakang samudera Hindia.
Peserta Rally Yacht mengunjungi HKm Ulee Glee

Selain kawasan Hutan Lindung, Sabang memiliki Kawasan Hutan Konservasi yang masuk ke dalam kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Weh. Kawasan ini terdiri dari kawasan hutan seluas 1.201,10 hektar dan kawan laut seluas 5.280,20 Hektar. Kawasan Hutan TWA Pulau Weh membentang dari mulai Gampong Iboih dan berujung di Km 0 Indonesia tepat di ujung paling barat Pulau Weh. Kawasan hutan TWA Pulau Weh juga memiliki potensi wisata yang tak kalah menarik dari kawasan Gunung api Jaboi dan HKm Ulee Glee.
TWA Pulau Weh

Kilometer 0 Indonesia, tak ayal semua sudah mengenalnya, paling tidak mengetahui dari membaca atau tayangan di media elektronik. Kilometer 0 Indonesia merupakan kawasan yang berada di dalam kawasan TWA Pulau Weh, menjadi andalan utama sektor pariwisata Kota Sabang. Setiap hari ratusan pengunjung silih berganti untuk datang dan mengabadikan momen berlibur dengan latar belakang tugu Km 0 Indonesia serta membeli souvenir untuk menjadi buah tangan sekembalinya ke daerah asal. Jalan menuju tugu kawasan Km Indonesia adalah salah satu pengalaman yang begitu mengasyikkan. Bagaimana tidak, pengunjung akan dimanjakan oleh jalan meliuk-liuk yang sangat bagus dengan hutan primer yang menemani pengunjung hingga sampai ke Km 0 Indonesia. Selain tugu Km 0 Indonesia, ada satu destinasi yang masih berada di kawasan tugu Km 0 Indonesia, dan tak boleh di lewatkan begitu saja ketika berkunjung kesini, yaitu ecotrack jembatan wisata—oleh masyarakat sekitar disebut sebagai jembatan cinta untuk lebih menarik minat wisatawan.

Track jembatan ‘cinta’ nantinya akan memiliki Panjang lebih dari 500 meter dan saat ini masih sedang dalam pembangunan tahap kedua. Bukan berarti ‘jembatan cinta’ ini tak dapat dinikmati oleh wisatawan, dikarenakan track ini sudah memiliki track rampung dan bisa dilalui pengunjung. ‘Jembatan cinta’ memiliki dua spot swafoto yang menghadap laut lepas dan dikejauhan akan terlihat pulau Rondo—merupakan pulau terluar Indonesia, satu berada diatas tebing dengan tinggi dari permukaan laut sekitar 20 meter dan satu lagi tepat berada dibibir pantai, yang jika sedang musim ombak tinggi maka pengunjung bisa melihat hempasan ombak besar menghantam karang disekitar spot swafoto.
Jalur Ecotrack
Ada keunikan tersendiri dari Ecotrack ‘jembatan cinta’ ini, yakni selama masa pembangunan dan jalurnya sama sekali tidak ada satupun batang pohon yang menjadi ‘korban’ alis ditebang. Jalur track dibuat dengan memperhatikan bentang pohon yang terdapat di dalam jalur, sehingga pembangunan ecotrack ini dapat dikatakan ramah lingkungan, juga ingin menunjukkan bahwa sektor pariwisata dapat berjalan beriringan dengan konsep kelestarian lingkungan. Pada saat berjalan di sepanjang Ecotrack ini, pengunjung akan merasa begitu dekat dengan pepohonan dan akan merasa menjadi bagian dari alam itu sendiri.

Kedepannya TWA Pulau Weh akan memiliki camping ground yang ditargetkan selesai awal 2018. Camping ground ini berlokasi tepat di pintu gerbang masuk kawasan TWA Pulau Weh yang berbatasan dengan Desa/gampong Iboih. Camping ground ini nantinya akan memiliki fasiltas yang akan memanjakan para pengunjung. Mulai dari lokasi camping yang berada di tengah hutan namun memiliki pemandangan memanjakan mata karena menghadap ke arah pantai. Ada lagi jembatan wisata mangrove yang akan mengajak pengunjung berkeliling di hutan mangrove di sepanjang garis pantai di lokasi camping ground. Jika pengunjung berencana datang dengan keluarga ataupun mengadakan kegiatan kelompok, maka camping ground ini menyediakan fasilitas aula dengan ruang terbuka di bibir pantai dan tentunya menghadap laut juga!
Salah Satu Pohon Mangrove di TWA Pulau Weh
Nah, bagi kamu yang sudah menyiapkan jadwal untuk berlibur ke Sabang, mungkin berwisata dengan menikmati hutan dipadukan dengan pesona laut bisa menjadi pengalaman baru, karena pesona Sabang  tak hanya mengenai lautnya. See You There!
Rencana Track Mangrove

Tidak ada komentar:

Posting Komentar